Langsung ke konten utama

Tujuan Pruning pada Tanaman Kelapa Sawit

Apakah tujuan pruning pada kelapa sawit? Pada dasarnya, pemangkasan (pruning) ialah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan beberapa bagian dari tumbuh-tumbuhan. Pemangkasan bisanya ditujukan pada bagian-bagian tanaman yang tidak berkembang sesuai semestinya. Sebagai contoh yaitu bagian tanaman yang sedang terjangkit penyakit, tidak memiliki produksi yang bagus, dan bagian yang tidak diharapkan.

Pemangkasan dikerjakan oleh manusia dengan menggunakan alat-alat tertentu yang berfungsi sebagai pemotong. Pemangkasan juga bisa terjadi secara alami yang melibatkan angin, salju, atau kabut dari air laut. Dengan memangkas suatu tanaman, kita bisa mengendalikan arah pertumbuhannya secara penuh. Beberapa pemangkasan pun kerap dilakukan untuk mempertahankan kondisi kesehatan tanaman serta meningkatkan produktivitasnya.

tujuan-pruning-kelapa-sawit.jpg

Kebanyakan proses pemangkasan dilakukan pada saat tanaman masih berusia remaja. Sebab pemotongan dalam ukuran yang cukup kecil tidak terlalu mempengaruhi kondisi kesehatan tanaman tersebut. Apalagi jika bagian yang akan dipangkas sebelumnya sudah dalam keadaan patah. Maka kerugian yang timbul tidak terlalu besar, justru keuntungan lah yang akan didapatkan.

Berdasarkan tujuannya, ada tiga macam pemangkasan yaitu pemangkasan bentuk (pollarding), pemangkasan pangkal (coppicing), dan pemangkasan pemeliharaan.

Tujuan utama pemangkasan adalah untuk menjaga keseimbangan bentuknya. Kelapa sawit cenderung akan tumbuh secara terus-menerus, baik tumbuh ke atas maupun samping. Pertumbuhan yang tidak dikendalikan mengakibatkan tumbuhnya tajuk tanaman yang tumbuh ke arah atas saja. Hal ini terutama disebabkan oleh kuatnya dominasi tunas ujung. Pemangkasan akan merangsang tumbuhnya tunas samping.

Pemangkasan juga berguna untuk menjaga kesehatan tanaman. Kelapa sawit yang tidak dipangkas mengakibatkan banyaknya pelepah daun yang dimiliki oleh tanaman tersebut. Pelepah daun yang tidak terkena sinar matahari langsung akan menjadi parasit karena tidak melakukan proses fotosintesis namun tetap mendapatkan fotosintat hasil dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh pelepah-pelepah yang bisa mendapatkan sinar matahari. Inilah penyebabnya kenapa suatu pohon kelapa sawit tidak menghasilkan buah sawit atau buah yang dihasilkannya sangat sedikit meskipun kondisinya sehat. Karena hanya sedikit fotosintat yang dipakai untuk membentuk buah, kebanyakan telah disalurkan ke bagian pelepah yang lain. Ini juga yang menyebapkan buah sawit busuk sebelum masak.

Kelapa sawit yang dipangkas secara berkala juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organisme pengganggu tanaman (OPT). Dengan memangkas tanaman akan tercipta lingkungan yang baik bagi pertumbuhan kelapa sawit itu sendiri. Sehingga sinar matahari dapat mengenai semua bagian tanaman. Hasilnya tingkat kelembaban tanaman dapat terjaga dengan baik dan pertumbuhan tanaman pun menjadi lebih optimal untuk memberikan hasil panen yang sebanyak-banyaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto