Langsung ke konten utama

Cara Pemberian Pupuk Urea pada Kelapa Sawit

Bagaimana cara pemberian pupuk urea? Proses budidaya kelapa sawit tidak bisa hanya ditumpukan pada proses pemupukan saja. Ada faktor-faktor lain yang juga berpengaruh besar terhadap tingkat pertumbuhan tanaman seperti pemilihan benih, pengolahan lahan, perawatan tanaman, serta pengendalian hama dan penyakit.

Tidak dipungkiri, pupuk memberikan andil yang sangat penting dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit. Pemupukan harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lokasi secara spesifik. Oleh karena itu, penting sekali mempertimbangkan pemberian pupuk secara bijak menurut kemampuan tanah dalam menyerap unsur hara dan prosentase kebutuhan hara pada tanaman sawit sehingga penggunaan pupuk lebih efisien.

cara-pemberian-pupuk-urea.jpg

Guna meningkatkan hasil dan kualitas buah yang dihasilkan, pohon kelapa sawit membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang banyak antara lain nitrogen, fosfat, kalium, dan belerang. Tak hanya itu, tanaman juga memerlukan unsur hara sekunder seperti kalsium, magnesium, serta unsur hara mikro misalnya seng, tembaga, dan besi. Salah satu pupuk yang berguna untuk pohon kelapa sawit ialah pupuk urea. Ini merupakan pupuk anorganik tunggal yang mengandung unsur nitrogen dalam kadar yang tinggi.

Pupuk urea bersifat higroskopis yakni gampang menguap di udara, khususnya pupuk urea yang berbentuk prill. Jadi pupuk ini mudah larut dalam air serta cepat diserap oleh tanaman. Pupuk urea biasanya diberikan kepada pohon kelapa sawit dengan jalan memasukkannya ke dalam lubang yang telah dibuat mengelilingi batang pokok dengan kedalaman sekitar 20-30 cm. Sedangkan dosis pemberiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lahan.

Secara garis besar pupuk urea mengandung unsur nitrogen hingga mencapai 46 persen. Hal ini berarti dalam 100 kg pupuk urea tersimpan unsur N sebanyak 46 kg. Pupuk urea memiliki manfaat yang sangat besar sebab unsur nitrogen di dalamnya berperan penting dalam mendukung pertumbuhan kelapa sawit, khususnya pada fase vegetatif. Tanaman yang kekurangan unsur ini akan menyebabkan pertumbuhannya menjadi terhambat.

Tanaman kelapa sawit yang diberikan pupuk urea dalam dosis yang tepat akan menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan yang baik. Di antaranya tanaman terlihat lebih subur, kondisi batangnya tampak kokoh, dan warna daunnya hijau segar karena banyak mengandung klorofil. Sebaliknya tanaman yang kekurangan unsur nitrogen memiliki daun yang berwarna hijau pucat sampai kekuning-kuningan, jaringan di dalam daunnya akan mati dan mengering, serta pertumbuhannya mengalami keterlambatan. Buah yang dihasilkan oleh kelapa sawit yang kekurangan unsur N juga mempunyai bentuk yang tidak sempurna.

Komentar

  1. Saya ingin berbagi di sini tentang bagaimana Tuan Pedro memberi saya pinjaman sebesar £820.000,00 untuk memperluas bisnis saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya sangat bersyukur dan saya pikir saya harus membagikannya di sini. Berikut alamat emailnya: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 jika ada di sini yang mencari suku bunga pinjaman yang terjangkau.

    BalasHapus

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan cara yang sopan. jika ingin ikut berkontribusi silahkan hubungi kami.

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto