Tujuan pemancangan lahan kelapa sawit adalah mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur. Selain untuk mempermudah dalam perawatannya, hal ini juga sangat berguna untuk memaksimalkan kapasitas lahan yang tersedia. Di lahan yang terletak di area datar, proses pemancangan dilakukan dengan prinsip yaitu jarak antara barisan dan dalam barisan sesuai dengan jarak yang sebenarnya.
Tahap pemancangan lahan kelapa sawit bisa dilaksanakan setelah proses pembukaan lahan sudah selesai dilakukan. Norma kebutuhan tenaga adalah 6 HK/ha. Pedoman arah barisan yang digunakan yaitu utara-selatan. Pemancangan dilakukan sesuai jarak tanamnya dengan sistem segi tiga sama sisi. Berikut ini tabel jarak antar barisan dan populasi tanaman kelapa sawit.
Jarak Tanam (m) | Jarak antar Barisan (m) | Jumlah Pohon/ha | Keterangan |
9,0 | 7,80 | 143 | Pelepah pendek |
9,4 | 8,14 | 130 | Batang besar, pelepah panjang |
9,5 | 8,22 | 128 | Batang besar, pelepah panjang |
*) Jarak antar barisan = 0,86 x jarak tanam
Tim Pemancang
Tim pemancang adalah para pekerja yang akan melakukan pemancangan lahan kelapa sawit. Dibutuhkan beberapa tim pemancang untuk membuat pekerjaan berjalan secara efektif dan efisien. Setiap tim pemancang terdiri dari 5 orang pekerja. Adapun tugas-tugasnya antara lain 1 orang sebagai peneropong, 2 orang sebagai penarik tali, 1 orang sebagai pemancang, dan 1 orang sebagai pembawa pancang.
Alat-alat yang digunakan :
- Kompas atau theodolite untuk menentukan arah.
- Ajir dari bambu atau kayu sepanjang 2 m. Kebutuhannya adalah 4 pancang/ha.
- Anak pancang yang berukuran 1-1,5 m dan harus diikat plastik putih.
- 100 m kawat sling yang sudah diberi tanda jarak tanam dan jarak antar barisan.
Langkah-langkah dalam melakukan pemancangan :
- Upaya pemancangan dimuai dari lahan seluas 1 ha atau ukuran 100 x 100 m terlebih dahulu. Misalnya kali ini kita menggunakan jarak tanam 9,0 segi tiga sama sisi (9,0 x 7,80).
- Mulailah dengan menentukan titik awal A yang berjarak 1,95 m (¼ x 7,80 m) dan 2,25 m (¼ x 9,0 m) dari pinggir areal dengan pancang kepala. Titik A inilah yang kita gunakan sebagai awal pancang hidup.
- Kawat I direntangkan ke arah utara-selatan secara lurus dari titik A. Lalu tancapkan pancang kepala di setiap titik 9 m. Proses perentangan ini dapat dibantu menggunakan kompas agar hasilnya benar.
- Kawat II direntangkan ke arah barat-timur. Kemudian tancapkan pancang kepala di setiap jarak antar baris 7,8 m. Nomor ganjil untuk pancang hidup dan nomor genap untuk pancang mati.
- Kawat I digeser ke arah barat-timur sejauh 7,8 m sehingga sejajar dengan barisan. Lalu tancapkan pancang pada 4,5 m (pancang mati) dari B1. Setelah itu, tiap 9 m dipasangi pancang ini.
- Kawat I digeser lagi ke posisi B2 pada tanda pancang hidup 9 m. Ulangi langkah ini hingga membentuk 10 barisan.
- Pastikan Anda memasang pancang dalam posisi yang lurus ke semua jurusan (mata lima). Jika proses pemancangan di area seluas 1 ha ini sudah selesai dapat dilanjutkan ke area yang lain sampai seluruh area terpasangi pancang.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan cara yang sopan. jika ingin ikut berkontribusi silahkan hubungi kami.