Langsung ke konten utama

Meremajakan Kelapa Sawit dengan Sistem Tumpang Sari

Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati. Selain dipakai untuk membuat minyak goreng, minyak nabati tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, alat kosmetik, dan bio diesel. Kini bisnis kelapa sawit telah ramai dilakukan di Indonesia. Sebagian besar lahan perkebunan di negeri ini ditanami kelapa sawit. Bahkan sekarang Indonesia menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia.
Tanaman kelapa sawit terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setelah mencapai usia yang produktif, tanaman tersebut menjadi berumur tua dan tidak mampu berproduksi dengan baik lagi. Tingkat produktivitas tanaman tersebut menurun drastis. Satu-satunya jalan keluar untuk mengembalikan produktivitasnya dalam menghasilkan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit adalah peremajaan kembali.
Pada umumnya, pohon kelapa sawit akan diremajakan kembali setelah usianya mencapai kisaran 25-30 tahun. Perkebunan kelapa sawit milik pemerintah dan swasta rutin melakukan upaya ini. Sayangnya jarang sekali perkebunan milik rakyat yang melaksanakannya. Padahal upaya peremajaan telah terbukti secara efektif mampu mengembalikan performa perkebunan supaya dapat menghasilkan produksi yang tinggi kembali.
Peremajaan perkebunan kelapa sawit dengan sistem tumpang sari bertujuan untuk mencegah petani kehilangan sumber mata pencaharian dan penghasilan pokoknya selama masa tunggu. Mengingat masa tunggu kelapa sawit agar dapat berbuah kembali terbilang cukup lama. Setidaknya dengan sistem ini maka petani bisa sedikit terbantu dari hasil tanaman tumpang sari. Sebelum tanaman muda siap dipanen, petani masih bisa memanen hasil dari tanaman tua.
cara-meremajakan-kelapa-sawit.jpeg
Adapun tahap-tahap dalam meremajakan perkebunan kelapa sawit dengan sistem tumpang sari adalah sebagai berikut!
Tahap 1. Persiapan Bibit
Siapkan bibit kelapa sawit yang akan ditanam. Pastikan bibit tersebut memiliki kualitas yang unggul dari jenis yang ingin dibudidayakan. Bibit yang baik tentu akan tumbuh menjadi pohon dengan tingkat produktivitas yang baik pula. Bibit tersebut akan mudah dipelihara dan berkembang menjadi pohon yang dapat menghasilkan buah yang melimpah. Bibit dibiarkan di lahan pembibitan terlebih dahulu dari usia 8 bulan sampai 2 tahun. Barulah kemudian bibit ini siap untuk ditanam di lahan.
Tahap 2. Persiapan Lahan
Lahan yang akan ditanami bibit kelapa sawit pun harus disiapkan dengan baik. Anda perlu membersihkan lahan tersebut dari gulma. Bersihkan pula tanaman-tanaman kelapa sawit tua dari pelepah yang semestinya dibuang. Pastikan pelepah tersebut tidak menghalangi sinar matahari yang jatuh pada bibit kelapa sawit baru. Selanjutnya Anda perlu membuat lubang tanam yang berukuran 50-60 cm. Berikan pupuk dolomit dan NPK ke dalamnya. Lalu biarkan lahan minimal selama 7 hari.
Tahap 3. Perawatan Tanaman
Tanaman muda yang baru ditanam harus dipelihara dengan baik. Anda harus memberikan perawatan semaksimal mungkin. Kurang lebih untuk tekniknya sama seperti merawat kelapa sawit biasanya. Anda perlu membersihkan area piringan dari gulma serta memberikan pupuk secara berkala. Demikian dilakukan secara rutin sampai tanaman tersebut tumbuh besar dan siap untuk memproduksi TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit.
Tahap 4. Pemanenan Buah
Anda perlu melakukan perawatan secara terus-menerus, baik pada tanaman kelapa sawit muda maupun tanaman tua. Dalam masa peralihan ini mungkin TBS yang dihasilkan oleh tanaman tua akan banyak berkurang daripada biasanya karena asupan air, unsur hara, dan sinar matahari tidak diterima secara maksimal. Pergantian tanaman mulai bisa dilaksanakan setelah tanaman baru mampu menghasilkan TBS sebanyak 6-8 kali. Pada masa ini, tanaman sawit tua sudah dapat disingkirkan.
Tahap 5. Penebangan Tanaman Tua
Anda bisa mematikan pohon kelapa sawit tua menggunakan bahan kimia yaitu Natrium arsenit (Na3AsO3) yang bisa didapatkan dari toko kimia. Perlu diperhatikan, Natrium arsenit memiliki kandungan zat racun yang sangat tinggi dan berbahaya. Jadi pohon yang sudah disuntik bahan kimia ini tidak boleh dipanen apa-apanya lagi. Anda juga dilarang mengambil TBS pada pohon yang sudah disuntik Natrium arsenit karena di dalamnya terkandung racun yang sangat berbahaya dan mematikan.
Berikut ini cara menggunakan Natrium arsenit untuk mematikan pohon kelapa sawit :
  1. Buatlah lubang pada batang pohon kelapa sawit sampai mengenai bagian intinya. Lubang ini dibuang miring ke arah bawah agar mudah diisi dengan Natrium arsenit. Anda bisa menggunakan bor listrik untuk membuat lubang tersebut.
  2. Isilah lubang yang telah dibuat pada pohon kelapa sawit di atas dengan Natrium arsenit. Dosis yang kami anjurkan adalah 20 cc/pohon. Hati-hati saat mengisi lubang tersebut. Anda bisa menggunakan alat suntik untuk mempermudah pengisiannya.
  3. Tutup kembali lubang tadi memakai bekas serpihan kayu sampai benar-benar tertutup rapat. Jika masih ada celah kecil yang terbentuk, Anda bisa menggunakan tanah liat untuk menutupinya. Selanjutnya Anda hanya perlu menunggu sampai pohon tersebut mati dan rubuh dengan sendirinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a...

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis ...

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto...