Kelapa sawit banyak dibudidayakan di Benua Asia dan Afrika. Tercatat bahwa saat ini Indonesia menjadi negara yang paling banyak menanam kelapa sawit dan memproduksi minyaknya. Daging buah kelapa sawit merupakan bahan baku pembuatan minyak nabati. Selain digunakan sebagai minyak masak, minyak kelapa sawit juga bisa diolah menjadi sabun, produk kosmetik, bio diesel, dan keperluan industri.
Pohon kelapa sawit dapat ditanam di lahan kering dan basah. Khusus untuk lahan kering dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu lahan perbukitan dan lahan pamah. Kelapa sawit bisa tumbuh subur di lahan perbukitan asalkan bisa mendapatkan pemupukan yang tepat dan berimbang. Hal ini dikarenakan lahan perbukitan memiliki sifat mudah kering dan kehilangan unsur hara. Sementara pohon kelapa sawit sendiri membutuhkan waktu sekitar 8-15 tahun untuk mencapai usia produktif.
Jauh lebih baik membudidayakan kelapa sawit di lahan pamah yaitu lahan yang memiliki kontur datar. Pohon kelapa sawit yang ditanam di lahan pamah akan tumbuh subur dan cepat besar. Penyebabnya tidak lain karena tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di lahan pamah bisa menerima air dan zat mineral secara seimbang. Proses penyerapan unsur hara pun dapat terkonsentrasi secara penuh.

Sementara itu, menanam kelapa sawit di lahan basah atau lahan gambut pada umumnya kurang baik. Hal ini dikarenakan terlalu banyaknya air yang terkandung di dalam tanah. Asupan air yang berlebihan dapat menimbulkan masalah baru bagi tanaman kelapa sawit. Selain itu, media tanam di lahan gambut juga bersifat asam sehingga dapat menimbulkan gangguan pada tanaman kelapa sawit itu sendiri.
Kelemahan-kelemahan bertanam kelapa sawit di lahan gambut antara lain :
- Postur pohon akan condong atau rubuh pada saat usia produktif.
- Daun tanaman akan cepat menguning dan mengering.
- Kesulitan dalam pemanenan karena konstruksi tanah yang lemah.
Jarak tanam kelapa sawit yang biasa diaplikasikan adalah 8 meter ke depan serta 9 meter ke samping dengan mata lima atau empat (8 x 9 x 5 atau 8 x 9 x 4). Kami sudah pernah berbagai tata cara menanam bibit kelapa sawit di lahan budidaya. Silakan Anda ikuti panduan tersebut.
Perawatan Kelapa Sawit
Proses perawatan kelapa sawit tidaklah terlalu sulit. Bahkan kalau boleh kami mengatakan prosesnya jauh lebih mudah daripada merawat karet atau padi. Adapun proses perawatan kelapa sawit secara garis besar adalah sebagai berikut :
- Pastikan area piringan bersih dari gulma. Piringan dibuat dalam jarak 1,5-2 meter dari pangkal batang pohon kelapa sawit.
- Proses pemupukan dapat dilaksanakan secara rutin dengan frekuensi 2-3 kali/tahun tergantung kebutuhan tanaman dan kondisi cuaca.
- Khusus untuk perkebunan kelapa sawit yang terletak di lahan gambut, Anda bisa membuat kanal sebagai saluran air.
- Perkebunan kelapa sawit harus mempunyai akses khusus sebagai jalur untuk mengangkut hasil produksi.
- Limbah pelepah yang dihasilkan dari perkebunan wajib dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan di sekitarnya.
Waktu pemupukan kepada tanaman kelapa sawit yang paling baik dilaksanakan pada awal musim penghujan yaitu antara September sampai Oktober untuk pemupukan pertama. Sedangkan proses pemupukan tahap kedua dapat dilakukan pada akhir musim penghujan sekitar Maret hingga April. Cara pemberian pupuk dapat dilakukan dengan metode tebar atau metode benam. Berikut ini aturannya :
Sistem Jarak Tebar
- Usia 3 bulan-1,5 tahun dengan jarak 20-30 cm dari pangkal batang pohon.
- Usia 2-5 tahun dengan jarak 35-50 cm dari pangkal batang pohon.
- Usia 5,5-8 tahun dengan jarak 60-100 cm dari pangkal batang pohon.
- Usia 8,5-12 tahun dengan jarak 120-150 cm dari pangkal batang pohon.
- Usia 12 sampai dewasa dengan jarak 150-240 cm dari pangkal batang pohon.
Sistem Jarak Benam
Proses pemupukan dengan sistem jarak benam sangat baik diterapkan pada lahan yang berbukit dan cenderung datar. Sedangkan untuk lahan gambut dan lahan berpasir, sistem ini kurang baik untuk diaplikasikan karena pupuk mudah tenggelam atau menjadi padat. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut :
- Buatlah lubang sebanyak 4-6 titik di sekeliling pohon.
- Masukkan pupuk secukupnya di lubang tersebut.
- Setelah pupuk dimasukkan, lubang ditutup kembali agar pupuk cepat meresap dan tidak menguap.
Dosis Pupuk
Umur 3-8 tahun
- Urea : 500 gram/pohon/semester
- SP-36 : 750 gram/pohon/semester
- KCL : 750 gram/pohon/semester
- Kieserite : 300 gram/pohon/semester
Umur 9-13 tahun
- Urea : 100 gram/pohon/semester
- SP-36 : 114 gram/pohon/semester
- KCL : 114 gram/pohon/semester
- Kieserite : 440 gram/pohon/semester
Umur 14-20 tahun
- Urea : 125 gram/pohon/semester
- SP-36 : 100 gram/pohon/semester
- KCL : 100 gram/pohon/semester
- Kieserite : 390 gram/pohon/semester
Umur 21-25 tahun
- Urea : 100 gram/pohon/semester
- SP-36 : 700 gram/pohon/semester
- KCL : 700 gram/pohon/semester
- Kieserite : 230 gram/pohon/semester
Untuk mendapatkan hasil pemupukan yang lebih baik, Anda bisa menambahkan pupuk NPK sebanyak 500 gram/tahun ke dalam takaran susunan dosis di atas. Khusus untuk tanaman yang belum menghasilkan yakni tanaman yang masih berusia kurang dari 3 tahun, Anda bisa menggunakan dosis sebanyak 100-250 gram dari campuran dosis di atas yang diberikan sebanyak 3 kali/tahun dan ditambah 1 kali pemupukan tunggal.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan cara yang sopan. jika ingin ikut berkontribusi silahkan hubungi kami.