Langsung ke konten utama

Pupuk agar Buah Sawit Besar dan Berat

Kunci utama agar buah sawit besar dan berat terletak pada pemupukan. Pemupukan harus dilakukan secara tepat, baik tepat waktu, tepat dosis, tepat tempat, dan tepat penggunaannya. Pupuk berguna untuk mencukup kebutuhan tanaman untuk tumbuh, berkembang, dan berproduksi dengan menggantikan sejumlah unsur hara yang hilang akibat pencucian air atau dikonversikan menjadi TBS (Tandan Buah Segar). Selain itu, pupuk juga berguna untuk memperbaiki kondisi tanah demi mendukung tumbuh kembang kelapa sawit.
Secara garis besar, pupuk untuk kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik mutlak dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah unsur hara yang terkandung di dalam tanah sehingga mempengaruhi mutu panen termasuk kualitas buah, rendemen yang dihasilkan, dan daya simpannya. Penggunaan pupuk organik untuk kelapa sawit sebaiknya dalam bentuk yang memungkinkan proses aplikasinya menjadi lebih mudah dan efektif mengingat perkebunan sawit yang begitu luas.
pupuk-buah-sawit-besar.jpg
Sementara itu, pupuk anorganik dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit dalam dosis yang besar. Fungsi utama pupuk ini adalah memenuhi kebutuhan unsur hara makro. Contoh-contoh pupuk anorganik di antaranya pupuk urea yang mengandung unsur N, pupuk TSP kaya akan unsur P, dan pupuk KCl banyak mempunyai unsur K. Ketiga pupuk ini biasa disebut pupuk anorganik tunggal karena hanya memiliki kandungan satu unsur saja. Ada pula pupuk anorganik majemuk yaitu pupuk NPK yang mengandung unsur N, P, dan K sekaligus.
Faktanya 70-90 persen kandungan pupuk yang diaplikasikan melalui penebaran hilang setelah dilakukan aplikasi. Hanya sedikit nutrisi pupuk tersebut yang bisa diserap oleh tanaman. Oleh sebab itu, pemupukan melalui metode infus bisa dipertimbangkan. Prosesnya dilakukan dengan memasukkan pupuk cair ke dalam batang tanaman kelapa sawit. Keunggulan dari metode pemupukan semacam ini yaitu pupuk bisa diserap oleh tanaman dan minimnya unsur hara yang hilang akibat pencucian dan penguapan.
Kelebihan pemupukan secara infus di antaranya :
  1. Penyerapan unsur hara lebih efektif
  2. Penggunaan material pupuk lebih efisien
  3. Bersifat ramah terhadap lingkungan
  4. Mudah dalam pemberian pupuk
  5. Biaya pemupukan bisa lebih dihemat
Berikut ini panduan memberikan pupuk melalui metode infus kepada tanaman kelapa sawit.
Alat dan Bahan :
  • Alat bor
  • Gergaji pipa
  • Martil
  • Mata bor ½ inci panjang 25 cm
  • Pipa paralon ½ ini panjang 11 inci
Langkah-langkah :
  1. Lubangi batang pohon kelapa sawit menggunakan bor. Lokasinya berada di titik ketinggian 90 cm dari permukaan tanah.
  2. Lubang tersebut dibuat dengan ukuran ½ inci dan sudut kemiringan tepat 45o mengarah ke bawah dengan kedalaman kurang dari 13 inci.
  3. Masukkan pipa ke lubang yang telah dibuat pada batang tadi hanya sedalam 9 inci. Pastikan bagian pipa yang berulir muncul di permukaan batang sepanjang 2 inci.
  4. Penutup pipa kemudian dipasangi kawat lunak yang selanjutnya diikatkan ke bagian pipa yang muncul di luar.
  5. Masukkan pupuk infus ke dalam lubang sesuai dosis yang dianjurkan. Lalu lubang ditutup kembali.
  6. Pemupukan dilakukan sebelum tanaman kelapa sawit berbunga atau sejak berbuah. Frekuensi pengulangan dilaksanakan setiap sebulan sekali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a...

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis ...

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto...