Langsung ke konten utama

Inilah 5 Penyebab Penyakit Patah Pangkal Pelepah

Kelapa sawit adalah salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Tingkat permintaannya yang tinggi membuat harga minyak kelapa sawit cukup mahal. Para petani pun berlomba-lomba membudidayakannya. Indonesia berhasil menjadi negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Kelapa sawit memang cukup mudah dipelihara di negara kita. Tetapi ada banyak sekali penyakit yang mengintai tanaman kelapa sawit.
Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai ialah penyakit patah pangkal pelepah. Penyakit ini mengakibatkan pelepah-pelepah kelapa sawit tiba-tiba menjadi patah. Dampaknya antara lain proses fotosintesis menjadi tidak maksimal, hanya sedikit buah yang dihasilkan, dan kesehatan tanaman menjadi berkurang. Pelepah yang patah tadi umumnya tidak menunjukkan gejala pembusukan di bagian dalamnya.
penyebab-patah-pelepah-sawit.jpg
Sayangnya belum diketahui alasan ilmiah yang tepat sebagai penyebab terjadinya penyakit patah pangkal pelepah. Faktor genetis juga tak mempengaruhi timbulnya penyakit ini. Dugaan paling kuat ialah penyakit patah pangkal pelepah disebabkan oleh siklus pembuahan yang terjadi secara intensif. Selain itu, kekurangan air pada saat musim kemarau pun diduga kuat menjadi pemicu munculnya penyakit patah pangkal pelepah.
Penelitian membuktikan bahwa intensitas gejala penyakit patah pangkal pelepah akan meningkat manakala tingkat produktivitas hasil tanaman per individu pun meningkat. Sekitar 30-40 persen tanaman kelapa sawit menunjukkan gejala-gejala gangguan penyakit ini apabila hasil per pohon lebih dari 200 kg/tahun. Kadar kalsium yang terkandung di daun juga sangat penting dalam membentuk kekuatan jaringan pada pelepah.
Pembusukan merupakan efek sekunder dari patahnya pangkal pelepah kelapa sawit. Tetapi kematian pelepah yang telah patah tadi bisa dipercepat oleh penyebaran jamur ke dalam jaringan. Dari lesio sering diisolasi cendawan seperti Marasmius palmivorus, Fusarium sp., dan Phytophthora sp. Oleh karena itu, kasus patah pangkal pelepah kelapa sawit biasanya akan merembet ke penyakit-penyakit yang lainnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong terjadinya patah pangkal pelepah pada tanaman kelapa sawit, antara lain :
  1. Penyakit patah pelepah lebih banyak ditemukan di daerah yang memiliki bulan kering lebih dari 3 bulan, curah hujan kurang dari 60 mm/bulan, defisit air lebih dari 200 mm/tahun, dan deret hari panas terpanjang lebih dari 20 hari.
  2. Umur tanaman. Tanaman kelapa sawit yang telah berusia lebih dari 9 tahun lebih rentan terkena penyakit patah pangkal pelepah.
  3. Varietas tanaman. Tanaman yang mempunyai pelepah panjang lebih rentan mengalami penyakit patah pangkal pelepah. Biasanya berasal dari varietas dumphy.
  4. Tanaman dalam fase produksi yang tinggi. Diketahui tanaman kelapa sawit akan menunjukkan gejala-gejala gangguan penyakit ini apabila hasil per pohon lebih dari 200 kg/tahun.
  5. Kondisi tanah. Penyakit patah pangkal pelepah pada tanaman lebih banyak ditemukan pada perkebunan kelapa sawit yang mengandung tanah berpasir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto