Langsung ke konten utama

Mengatasi Kelapa Sawit yang Menghasilkan Buah Pasir

Bagaimana cara mengatasi kelapa sawit yang menghasilkan buah pasir? Salah satu kendala yang kerap terjadi pada proses budidaya kelapa sawit adalah tanaman-tanaman yang kita pelihara menghasilkan buah pasir. Kasus ini umumnya terjadi pada tanaman muda dengan rentang usia antara 12-18 bulan. Buah pasir sendiri merupakan istilah untuk menyebutkan buah kelapa sawit yang ukurannya sangat kecil. Biasanya buah ini dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit yang masih baru belajar menghasilkan buah.
Buah pasir mempunyai ukuran yang sangat kecil dengan berat jenjang yang ringan sekali di bawah 1 kg/tandan mirip seperti buah cengkeh. Tentu saja buah semacam ini tidak ideal bila diproses lebih lanjut karena tidak menghasilkan keuntungan. Sebagai petani, Anda harus melakukan suatu upaya untuk memutus mata rantai buah pasir tersebut supaya tanaman kelapa sawit bisa menghasilkan buah yang lebih besar. Sebab bila terus dibiarkan bukan tidak mungkin tanaman kelapa sawit tadi akan terus menghasilkan buah pasir.
mengatasi-sawit-buah-pasir.jpg
Salah satu upaya untuk mengatasi kelapa sawit yang berbuah pasir adalah metode kastrasi. Pada prinsipnya, metode ini dilaksanakan dengan membuang semua buah pasir yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit sebanyak tiga kali periode berbuah. Tujuannya ialah menekan pertumbuhan generatif tanaman tersebut sehingga pertumbuhan vegetatifnya bisa lebih dimaksimalkan. Setelah tanaman tersebut sudah cukup umur, barulah kita biarkan untuk menghasilkan buah kelapa sawit.
Di bawah ini manfaat-manfaat dari metode kastrasi untuk tanaman kelapa sawit :
Meningkatkan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman
Tanaman yang usianya belum ideal memang sebaiknya lebih difokuskan pada pertumbuhan vegetatifnya. Dengan begini, tanaman kelapa sawit tersebut akan tumbuh semakin tinggi dan semakin besar menjadi pohon yang ideal untuk menghasilkan buah. Apabila energi dan nutrisi pada tanaman belum menghasilkan (TBM) ini terbagi untuk mendukung pertumbuhan generatif, maka pertumbuhan vegetatifnya tidak optimal. Batang kelapa sawit tersebut akan menjadi kecil sehingga buah yang dihasilkan pun kecil-kecil.
Menyeragamkan Berat Tandan Buah Sawit
Walaupun Anda menanam bibit kelapa sawit secara serempak di waktu yang sama, selang beberapa bulan kemudian posturnya pasti tidak sama. Ada tanaman yang tumbuh subur, tinggi menjulang, hingga tanaman yang masih pendek. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhannya yang tidak seragam dan adanya tanaman sulam yang Anda tanam untuk menggantikan bibit yang tidak bagus. Metode kastrasi akan menyeragamkan kembali pohon-pohon sawit tersebut sehingga dapat menghasilkan berat tanda yang seragam pula sekitar 3-4 kg/tandan.
Mengurangi Tingkat Kelembaban Tanaman
Tanaman kelapa sawit yang masih muda umumnya menghasilkan tandan dalam jumlah yang cukup banyak. Bahkan tandan-tandan ini tumbuh hampir di setiap ketiak pelepahnya. Namun akibat masih rendahnya postur tanaman tersebut, tingkat kelembaban udara di sekitar buah pun cukup tinggi. Bila tidak segera diatasi, kondisi ini dapat memicu datangnya serangan jamur dan cendawan yang membawa bibit penyakit. Proses kastrasi akan mengurangi tingkat kelembaban udara pada tanaman kelapa sawit.
Memutus Siklus Hidup Hama
Metode kastrasi juga dapat memutus siklus hidup hama khususnya Thirataba rufivena. Hama ini berupa ulat yang berwarna cokelat muda, kepalanya cokelat, tubuh halus dipenuhi rambut, serta panjangnya mencapai 27 mm. Ulat ini merupakan bentuk larva dari ngengat yang berwarna cokelat kelabu dengan kilap perak, dan rentang sayapnya mencapai 25 mm. Ngengat ini suka sekali meletakkan telur-telurnya di sekitar buah kelapa sawit. Kemudian larvanya akan hidup di dalam buah sawit dan bunga jantan. Akibatnya buah pun menjadi berlubang dan nilai rendemennya menurun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto