Langsung ke konten utama

Cara Pemupukan Sawit di Musim Kemarau

Musim kemarau di sepanjang tahun ini memberikan dampak yang sangat luas bagi perkebunan kelapa sawit. Dampak tersebut cenderung merugikan bagi para petani karena tanaman yang dibudidayakannya menderita kekurangan air. Apalagi harga TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit saat ini sedang mengalami penurunan. Kondisi tersebut tentunya menjadi beban sendiri bagi petani kelapa sawit di Indonesia khususnya.
Salah satu dampak nyata adalah biaya pemupukan yang semakin terasa berat. Pemupukan kelapa sawit memang sebaiknya dilaksanakan sebanyak 2 kali/tahun. Namun kondisi keuangan perkebunan yang mencekik akibat kemarau panjang menyebabkan pelaksanaan pemupukan 2 kali/tahun ini menjadi urung dilakukan. Selain itu, penyerapan tanah terhadap pupuk juga pasti menjadi sangat berkurang apabila kondisi tanah terlalu kering.
pemupukan-saat-musim-kemarau.jpg
Mau tidak mau para petani terpaksa harus menerima kondisi pahit yang tidak berpihak ini. Pada akhirnya tingkat kesuburan tanah yang dikorbankan sehingga menimbulkan dampak jangka panjang yakni menurunnya tingkat produktivitas tanaman kelapa sawit. Bantuan dari pemerintah tentunya sangat diharapkan guna membantu menghadapi keadaan ini. Begitu pula dengan solusi jangka pendek yang harus dilakukan secepat mungkin.
Pemberian Pupuk Organik
Upaya solusi jangka pendek yang dapat dilakukan di antaranya memberikan pupuk berbahan organik kepada tanaman kelapa sawit. Bahan organik sangat penting karena berperan dalam menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah, bahkan di musim kemarau sekali pun. Media tanam yang banyak mengandung bahan organik relatif lebih aman ketika dilanda kekeringan sebab mampu menahan air dan menjaga kelembaban tanah.
Oleh karena itu, sangat direkomendasikan untuk memberikan pupuk yang memiliki kandungan bahan organik tinggi selama musim kemarau. Tetapi sayangnya jumlah pupuk organik di pasar yang mengandung bahan organik berkualitas tinggi tidak terlalu banyak. Tidak hanya dinilai dari kandungan bahan organiknya saja, pupuk organik yang berkualitas harus mengandung hormon alami yang bermanfaat bagi tanaman.
Pupuk organik sebaiknya mengandung asam amino serta mikroba unggul terutama jamur Mikoriza dan Trichoderma. Dengan demikian, pupuk tersebut sanggup menjaga kelembaban tanah dan melindungi tanaman kelapa sawit dari bibit penyakit yang mungkin bisa menyerang melalui bagian akar tanaman. Pupuk tersebut juga mesti mempunyai kandungan mikroba baik yang memberi manfaat bagi tanaman seperti :
  • Azotobacter sp. dan Azospirillum sp. yang berperan penting dalam mengikat unsur nitrogen bebas dari udara dan memproduksi hormon tumbuh alami.
  • Bacillus sp. dan Aspergillus sp. yang mampu melarutkan phosphat dan melepaskan kalium dari ikatan koloid tanah sehingga tersedia bagi tanaman. Bakteri-bakteri ini juga berguna untuk mengurai residu kimia dan mengikat logam berat.
  • Lactobacillus sp. yang memiliki peranan penting dalam mendekomposisi bahan organik dan mengubah senyawa kompleks agar mudah diserap oleh tanaman.
Anda sebaiknya memilih pupuk organik yang berbasis bahan organik dengan tambahan asam amino alami dan mikroba-mikroba unggul yang memang sangat tepat bila diaplikasikan di kebun kelapa sawit saat musim kemarau. Seharusnya pupuk organik tidak begitu menjadi beban bagi petani. Mengingat harganya cukup terjangkau dan tingkat penyerapan pupuk ini pun termasuk tinggi. Seharusnya juga manajemen perkebunan tetap bisa melakukan pemupukan rutin demi menjaga tingkat produktivitas kelapa sawit di musim kemarau.
Pemakaian pupuk organik bisa meningkatkan hubungan simbiosis mutualisme antara tanaman dengan mikroorganisme menguntungkan yang hidup di dalam tanah. Semakin sering Anda mengaplikasikan pupuk ini ke tanah, maka semakin subur pula tanah tersebut. Namun sekali lagi kami ingatkan penggunaan pupuk apapun harus tepat dan berimbang. Dengan demikian, tanaman akan tumbuh alami serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto