Langsung ke konten utama

Cara Pengendalian Ganoderma Pada Kelapa Sawit

Bagaimana cara pengendalian ganoderma pada kelapa sawit yang tepat? Ganoderma merupakan jamur patogenik tular tanah yang sering tumbuh di hutan primer. Pada hakikatnya, jamur ini sebenarnya sangat berguna karena berperan penting dalam proses pelapukan batang tanaman. Namun jamur ini mempunyai sifat buruk yakni menjangkiti tanaman yang masih tumbuh subur, melakukan serangan infeksi, hingga mengakibatkan tanaman mati. Itulah kenapa keberadaan jamur ganoderma kini begitu dibenci oleh para petani kelapa sawit.

Sesungguhnya ganoderma termasuk jamur yang lemah. Tetapi jamur ini mampu bertahan lama di dalam tanah. Populasi ganoderma menjadi dominan manakala ekosistem di perkebunan kelapa sawit tidak seimbang serta tidak ada jamur lain sebagai kompetitornya. Umumnya kondisi ini disebabkan oleh kandungan unsur hara organik di tanah yang semakin sedikit dan pemakaian bahan-bahan kimia seperti herbisida yang tidak dilakukan secara tepat. Akibatnya kesehatan tanah pun semakin memburuk.

Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, mula-mula serangan ganoderma hanya terjadi pada pohon-pohon yang telah mati. Selanjutnya spora jamur tersebut diterbangkan oleh angin lalu hinggap ke pohon kelapa sawit dan melakukan serangan. Tanaman yang terinfeksi selanjutnya akan terkena penyakit busuk pangkal batang. Penyakit tersebut akan menular ke tanaman yang sehat apabila tunggulnya bersinggungan langsung dengan akar-akar tanaman yang sehat. Laju serangan ganoderma akan meningkat pada saat populasinya di perkebunan semakin banyak.

pengendalian-ganoderma-kelapa-sawit.jpg

Upaya pertama yang dapat diperbuat untuk mengendalikan serangan ganoderma pada kelapa sawit adalah menebang pohon yang sakit. Kemudian semua bagian pohon tersebut dihancurkan sampai tak tersisa. Bekas tanaman yang mungkin masih ada harus disingkirkan jauh-jauh dari area perkebunan atau dibakar habis. Hal ini dilakukan untuk memberantas semua ganoderma yang tumbuh sampai ke akar-akarnya. Setelah itu, barulah upaya kontrol secara biologis dan kimiawi pun bisa dilaksanakan.

Contoh pengendalian secara biologis seperti memanfaatkan jamur hexaconazole yang terbukti dapat memperpanjang usia tanaman kelapa sawit yang sudah terinfeksi jamur ganoderma. Penelitian menunjukkan pemberian 4,5 gram atau 90 ml jamur hexaconazole yang telah dilarutkan ke dalam 7 liter air ke batang tanaman yang terserang ganoderma membuahkan hasil sebanyak 74,4% tanaman tersebut tetap dapat hidup normal dan berproduksi dengan baik.

Sementara itu, upaya pencegahan ganoderma pada kelapa sawit dapat dimulai ketika fase replanting atau penanaman kembali. Fakta membuktikan kebanyakan lahan yang terserang oleh ganoderma merupakan lahan replanting. Jadi perlu upaya prakondisi lahan terlebih dahulu sebelum dilakukan penanaman bibit kelapa sawit yang baru pada lahan tersebut wajib dilaksanakan dengan baik. Lantas, bagaimanakah caranya?

Salah satu cara yang cukup efektif dalam mempersiapkan lahan kelapa sawit agar tidak terserang jamur ganoderma yaitu menghancurkan semua pokok tanaman lama. Pokok-pokok tanaman kelapa sawit yang telah tua tersebut dihancurkan sampai ke bagian akarnya. Disarankan untuk menggali area massa akar dan tanggul tanaman dengan dimensi panjang 2 m, lebar 2 m, dan kedalaman 1,5 m. Pekerjaan ini menjadi lebih efisien manakala dilaksanakan memakai mesin pencacah khusus yang dapat mencacah pokok tanaman kelapa sawit menjadi berukuran kecil-kecil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto