Langsung ke konten utama

Gejala Serangan Ganoderma Pada Kelapa Sawit

Serangan ganoderma pada kelapa sawit dapat menyebabkan penyakit busuk pangkal batang atau BSR (Basal Stem Rot). Ini termasuk salah satu penyakit kelapa sawit yang paling serius, terutama di Indonesia dan Malaysia. Jamur ganoderma sendiri sebenarnya tanaman jarum atau palem-paleman dan beberapa di antaranya merupakan jamur pembusuk kayu. Sebagian dari jamur tersebut bersifat patogen dan kerap menyerang tanaman tahunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain kelapa sawit, ganoderma juga sering melakukan serangan pada karet, teh, kakao, betelnut, akasia, makademia, anggur, dan pir.

Penyakit busuk pangkal batang pada mulanya dianggap tidak terlalu penting secara ekonomis. Namun setelah kelapa sawit menjadi tanaman perkebunan unggulan, BSR mulai dipandang sebagai penyakit yang sangat serius. Hal ini dikarenakan penyakit tersebut tidak hanya menyerang tanaman-tanaman yang telah berusia tua di atas 25 tahun, tetapi juga pohon kelapa sawit muda dalam masa produktif yang umurnya sekitar 10-15 tahun. Bahkan baru-baru ini juga ada laporan yang menyebutkan serangan ganoderma pada kelapa sawit usia 4-5 tahun, khususnya di areal replanting bekas lahan kelapa sawit.

Perkebunan kelapa sawit yang terletak di daerah pesisir pinggir pantai lebih rentan terkena serangan ganoderma. Selain itu, kelapa sawit yang ditanam di lahan gambut pun perlu waspada terhadap serangan jamur ini karena serangannya kerap terjadi pada tanaman muda secara cepat dan intensif. Sedangkan serangan penyakit BSR di lahan pedalaman masih relatif rendah. Mula-mula jamur saprofit ini tumbuh subur pada bagian tanggul atau batang kelapa sawit yang telah ditebang dan ditinggalkan di lahan. Kemudian lama-kelamaan jamur ganoderma tadi menyerang tanaman kelapa sawit lain yang masih tumbuh.

ganoderma-pada-kelapa-sawit.jpg

Serangan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit muda bisa diketahui melalui ciri-ciri seperti daunnya menguning pada satu sisi atau timbul bintik-bintik kuning dari daun yang lebih pendek lalu diikuti nekrosis. Biasanya pada daun yang baru membuka, daun tersebut tampak lebih pendek daripada daun normal kemudian mengalami klorosis atau nekrosis. Seiring dengan berkembangnya jamur ganoderma penyebab penyakit tersebut, keseluruhan bagian tanaman menjadi pucat, tingkat pertumbuhannya melambat, serta daun tombak yang tersisa tidak dapat membuka.

Gejala yang serupa juga kerap muncul pada tanaman kelapa sawit dewasa, di mana beberapa daun tombaknya tidak terbuka dan warna kanopi daunnya pun tampak pucat lalu mati. Nekrosis umumnya terjadi mulai dari daun yang paling tua kemudian merambat ke atas menuju mahkota daun. Selanjutnya tanaman pun mati yang ditandai dengan terkulainya daun pada ujung pelepah/batang atau mengalami patah tulang di beberapa titik sepanjang malai dan menggantung ke bawah. Serangan ganoderma dapat mematikan tanaman kelapa sawit dewasa pada 2-3 tahun kemudian dan tanaman muda pada 6-24 bulan kemudian.

Jika serangan ganoderma terus diamati, maka biasanya ditemukan lebih dari satu setengah bagian jaringan batang bawah mati diserang oleh jamur tersebut. Jaringan tersebut tampak busuk dan kering. Penampang yang terkena berwarna cokelat terang dengan warna gelap tidak beraturan yang dikelilingi warna kuning di luarnya. Zona kuning ini dapat ditemukan di antara daerah perbatasan antara jaringan yang sehat dan sakit. Zona yang gelap merupakan reaksi infeksi, sedangkan zona kuning adalah mekanisme pertahanan diri kelapa sawit terhadap serangan infeksi.

Sementara itu, akar tanaman kelapa sawit yang terkena penyakit busuk pangkal batang akibat serangan ganoderma tampak sangat rapuh. Jaringan internal di dalam akar tersebut mengering kemudian lama-kelamaan menjadi tepung. Sedangkan jaringan korteks pada akar tadi berwarna cokelat serta mudah hancur. Bagian stele akar pun mengalami perubahan warna menjadi hitam. Pada akar tua yang terinfeksi, rupa jamur ganoderma terlihat menyerupai lapisan putih mirip tikar, khususnya pada permukaan bagian dalam eksodermis.

Kemunculan basidiomata merupakan tanda yang paling akurat dari penyakit BSR. Basidiomata ganoderma/sporofora bisa berkembang sebelum gejala awal serangan pada daun muncul atau setelahnya. Basidiomata ini biasanya tumbuh di pangkal batang kelapa sawit. Kemunculan basidiomata dipengaruhi oleh lama waktu pembusukan dari bagian dalam batang ke area pinggiran. Pada awalnya, ukuran basidiomata ini sangat kecil lalu tumbuh membesar seiring dengan perkembangan jaringan jamur.

Permukaan bagian atas basidiomata umumnya berwarna cokelat terang hingga cokelat gelap dan agak mengkilap. Di bawah permukaan tersebut tampak warna keputih-putihan yang dipenuhi pori-pori berukuran kecil. Kebanyakan posisi basidiomata ini saling berdekatan satu sama lain serta tumpang tindih membentuk ukuran yang lebih besar dan berstruktur. Adanya basidiomata bisa menjadi petunjuk utama dalam mencari pusat penyakit di dalam batang kelapa sawit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto