Langsung ke konten utama

Pembuatan dan Pemeliharaan Piringan Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan penghasil minyak kelapa mentah atau CPO (Crude Palm Oil). Bagi Negara Indonesia khususnya, ini merupakan tanaman yang sangat penting karena menghasilkan devisa negara yang begitu besar selain tanaman kopi dan tanaman karet. Fakta ini sebenarnya tidak terlalu mengagetkan sebab perkebunan kelapa sawit di Indonesia begitu luas dan hampir bisa ditemui di semua pulau. Tak heran, kini Indonesia diklaim sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Dalam membudidayakan kelapa sawit dikenal dua fase tanaman yaitu TBM (Tanaman  Belum Menghasilkan) dan TM (Tanaman Menghasilkan). Fase TBM berarti tanaman sama sekali belum menghasilkan tandan buah kelapa sawit. Ada tiga tahap dalam fase TBM ini antara lain TBM 1 saat tanaman berumur 0-12 bulan, TBM 2 ketika tanaman berusia 13-24 bulan, serta TBM 3 waktu tumbuhan ini berumur 25-30 hingga 36 tahun.

pembuatan-piringan-kelapa-sawit.jpg

Agar lebih efektif dalam merawat kelapa sawit, perlu dibuatkan piringan di sekitar batang tanaman dengan diameter tertentu. Disebut piringan karena area ini berbentuk lingkaran sehingga menyerupai piring. Piringan berfungsi sebagai tempat menaburkan pupuk sehingga dapat diserap oleh tanaman secara maksimal. Piringan juga menjadi tempat jatuhnya buah kelapa sawit. Untuk mendukung peranannya tersebut, kondisi piringan harus dijaga kebersihannya serta bebas dari tanaman gulma.

Pemeliharaan piringan bisa dilakukan secara manual memakai tenaga manusia maupun menggunakan bahan-bahan kimia seperti herbisida. Kebanyakan pekerja membentuk area piringan ini secara manual terlebih dahulu dengan mencabuti gulma-gulma yang tumbuh di area tersebut. Barulah kemudian setelah pekerjaan tadi selesai, area piringan akan disemprot memakai herbisida secukupnya untuk menekan pertumbuhan gulma. Sedangkan luas area piringan perlu disesuaikan dengan umur tanaman kelapa sawit.

  • Tanaman berumur 2-6 bulan maka jari-jari piringannya 60 cm
  • Tanaman berumur 6-12 bulan maka jari-jari piringannya 75 cm
  • Tanaman berumur 12-24 bulan maka jari-jari piringannya 100 cm
  • Tanaman berumur 24-36 bulan maka jari-jari piringannya 100-125 cm
  • Tanaman berumur lebih dari 24 bulan maka jari-jari piringannya 200 cm

Setelah piringan telah selesai dibuat dengan benar, Anda perlu memberikannya perawatan secara rutin. Tujuan dari pemeliharaan piringan ini supaya fungsinya sebagai prasarana pemupukan dan panen dapat tercapai. Pada dasarnya, upaya yang perlu dilakukan untuk merawat piringan ialah memastikannya bebas dari gulma dan sampah. Area piringan yang tidak dirawat dengan baik juga akan meningkatkan kelembaban media tanam sehingga berisiko besar menjadi sarang bibit penyakit dan jamur/cendawan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a...

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis ...

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto...