Langsung ke konten utama

Tata Cara Panen Kelapa Sawit

Semua pemanen harus sudah tiba di ancak dan siap memanen paling lambat jam 6.00 pagi, dengan membawa peralatan yang cukup : dodos/egrek yang tajam, ganco, goni/angkong yang baik. Kepala Afdeling harus memberi pengertian kepada pemanen tentang pentingnya peralatan yang baik agar dapat mencapai borong.
Potong Tandan Matang
Urutan pekerjaan panen adalah sebagai berikut :
1. Potong semua pelepah rapat dengan batang jangan sampai ada yang tertinggal menggantung (sengkleh), dengan ketentuan sebagai berikut :
  • Untuk panen awal umur tanaman 3-4 tahun yang dipotong hanya pelepah kering saja
  • Untuk panen pada tanaman umur 5-6 tahun, sisakan tiga pelepah di bawah buah paling rendah (songgo tiga)
  • Untuk panen pada tanaman umur 7-10 tahun sisakan dua pelepah (songgo dua) 
  • Untuk panen tanaman umur 11 tahun keatas sisakan satu pelepah (songgo satu) di bawah buah paling rendah.

2. Potong buah yang masak. Tangkai buah dipotong rapat, tapi jangan sampai terkena tandan.
3. Korek dan “sogrok“ semua brondolan yang tersangkut/terselip diketiak pelepah.
4. Susun pelepah di gawangan mati. Jika di tengah gawangan ada parit, maka pelepah harus dipotong 3 (tiga)  dan dirumpuk diantara pokok dalam barisan.
5. Kumpulkan brondolan, tapi masih tetap di piringan dan bebas dari sampah – sampah.
6. Pindah (maju) ke pokok berikutnya.
7. Sesudah selesai panen 1 (satu) ancak, pemanen harus langsung mengeluarkan buah ke TPH, disusun rapi dan diberi nomer pemanen. Hal ini perlu agar transport buah sudah dapat dimulai paling lambat jam 9.00.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat dan Mengatur Ancak Panen

Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

Tugas Kerani Panen (Checker)

Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto