Langsung ke konten utama

PEMBUKAAN LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT



PEMBUKAAN LAHAN


Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan  dalam usaha tani yang didalamnya terdapat perencanaan tata ruang dan tata letak yang kegiatannya meliputi pengukuran areal, pembangunan infrastruktur, dan pembersihan lahan sampai dengan lahan siap ditanami kelapa sawit.

Tujuan pembukaan lahan  adalah agar bibit yang ditanam mendapatkan ruang dan tempat tumbuh yang normal terhindar pengganggu baik berupa gulma, hama, ataupun penyakit, yaitu:

  • Membersihkan areal dari vegetasi penutup tanah berupa hutan,semak belukar dan lalang.
  • Membuat tata ruang kebun yang tepat meliputi lokasi pemukiman, pabrik, afdeling dan blok tanaman.
  • Menetapkan tahapan-tahapan pekerjaan dan jadwal yang tepat.
  • Mengubah areal hutan, semak belukar, dan lalang menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang produktif.
VEGETASI LAHAN
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan di suatu tempat tertentu, mencakup baik perpaduan komunal dari jenis-jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan (ground cover) yang dibentuknya.
  • Areal hutan ditumbuhi berbagai jenis pohon yang berdiameter diatas 10 cm dengan tinggi pohon yang beragam dengan populasi pohon yang rapat.
  • Areal semak belukar merupakan pohon yang kecil yang beraneka ukuran dengan diameter dibawah 10 cm serta tinggi kurang dari 3 m, secara sporadis bercampur dengan lalang.
  • Areal lalang : merupakan areal yang ditumbuhi lalang yang muncul setelah pembukaan lahan hutan atau semak belukar secara berulang.
PEMBUKAAN LAHAN
  • Dilakukan dengan cara manual dan mekanis dengan berbagai jenis kegiatan seperti mengimas, menumbang pohon, merencek, memerun dan merumpuk.
  • Mengimas yaitu memotong pohon berdiameter lebih kecil dari10 cm beserta anak kayu lainnya dengan cara manual.
  • Menumbang pohon berdiameter diatas 10 cm dengan arah yang sesuai untuk memudahkan pekerjaan berikutnya dengan cara mekanis.
  • Merencek yaitu memotong cabang dan ranting yang relatif kecil dengan cara manual dan mekanis.
  • Memerun yaitu memotong batang, cabang besar menjadi potongan berukuran 2-3 m dengan cara mekanis menggunakan parang, kapak dan chainsaw.
  • Membuat pancang jalur rumpukan berjarak 50 atau 100 m arah Utara-Selatan.
  • Merumpuk yaitu mengumpulkan batang, cabang, ranting yang telah dipotong mengikuti jalur rumpukan yang telah dibuat dengan cara mekanis.
Tinggi Tunggul Pohon
Tinggi tunggul pohon yang ditumbang disesuaikan dengan diameter pohon, makin besar diameter pohon makin tinggi tunggul pemotongan.



Diameter pohon (cm)
Tinggi Tunggul (cm)


10 - 20 cm
40

21 - 30 cm
60

31 - 75 cm
100

>75 cm
150


 AREAL SEMAK BELUKAR
  • Mengimas pohon-pohon kecil dan perdu secara manual.
  • Membuat pancang jalur perumpukan arah Utara-Selatan.
  • Merumpuk pohon yang sudah diimas searah dengan jalur yang telah dibuat dengan jarak 50-100 m.
  • Menyemprot lalang dengan herbisida berbahan aktif glyphosate pada semua kondisi topografi.
  • Penyemprotan tidak dilakukan jika setelah perumpukan langsung dilakukan pengolahan tanah khususnya pada areal datar-berombak.
AREAL LALANG
  • Jika lalang terlalu tua atau tinggi harus dibabat dulu karena penyemprotan kurang efektif
  • Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada saat lalang setinggi 30 cm.
  • Pengelolaan tanah langsung dapat dilakukan tanpa pembabatan dan penyemprotan tapi hanya dimungkinkan pada areal datar-berombak.
MENANAM KACANGAN

Penanaman Kacangan dapat langsung dilakukan pada areal hutan yang sudah dibuka tanpa pengolahan tanah karena areal subur dan kaya bahan organik.
Areal dengan vegetasi semak belukar dan lalang, kacanganditanam setelah penyemprotan atau pengolahan tanah.
Kacangan bisa ditanam dari biji dan ada yang di stek.
Jenis kacangan yang sering digunakan adalah PJ (Peuraria javanica), CP (Centrosema pubescens), CC (Calogoponium mucunoides) dan MB (Mucuna bracteata).

Komposisi Kacangan 
  • Campuran kacangan terdiri dari PJ, CM dan CP berturut-turut 3 kg, 4 kg dan 4 kg per hektar.
  • Jika memakai CC 1-2 kg/ha atau menggunakan stek sebanyak 2500 stek/ha.
  • Mucunu bracteata biasanya ditanam menggunakan stek.
  • Jika menggunakan PJ secara murni diperlukan 6 kg/ha.
 Cara Menanam Kacangan
  • Ditanam arah Utara-Selatan diantara barisan tanaman ditugal atau dengan cara larikan jika berupa biji sedangkan dari stek langsung ditanam.
  • Jumlah larikan adalah 4 baris setiap gawang kelapa sawit.
  • Dalam setiap larikan ditanam hanya satu jenis kacangan agar tumbuh lebih cepat.
  • PJ yang umumnya lebih cepat berkembang ditanam ditengah gawangan dan CM dalam barisan kelapa sawit.
Pemupukan Kacangan
  • Sebelum ditanam biji dicampur dengan kompos Rhyzobium.
  • Benih dicampur pupuk dengan perbandingan berat yang sama.
  • Untuk mempercepat pertumbuhan kacangan dipupuk dengan RP pada umur 2, 4 dan 6 bulan berturut-turut sebanyak 40 kg, 40 kg dan 120 kg/ha.
PEMBANGUNAN JALAN

Jadwal Pembangunan
  • Pembangunan jalan di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan pembukaan lahan dan selesai sebelum penanaman dilakukan.
  • Jadwal peningkatan kualitas jalan disesuaikan dengan kebutuhan pengangkutan bibit, keperluan bahan, pemeliharaan, dan tenaga kerja.
  • Jaringan jalan harus terjangkau ke seluruh areal dalam menunjang dan menjamin kelancaran pengangkutan.
  • Jalan biasanya terdiri dari badan jalan, bahu jalan, parit dikiri-kanan jalan dan kaki lima.
Jenis Jalan Menurut Fungsinya
  •  Jalan Utama (penghubung) : yaitu jalan yang menghubungkan afdeling, emplasmen dan keluar kebun.
  • Jalan Produksi : yaitu jalan yang menghubungkan areal produksi dengan jalan utama berfungsi untuk sarana transportasi.
  • Jalan Koleksi : yaitu jalan yang menghubungkan areal produksi langsung kejalan produksi atau jalan utama berfungsi sebagai tempat pengumpulan dan transportasi hasil.
  • Jalan pringgan: merupakan batas kebun yang berfungsi sebagai jalan kontrol.


UKURAN LEBAR JALAN
Jenis Jalan
Bahu + badan jalan
Kaki lima (m)
Jarak parit ke titik tanam (m)
Daerah milik jalan (m)
Jalan Utama
8
1
3
12
Jalan Produksi
6
1
3
10
Jalan Koleksi
5
1
3
9
Jalan Pringgan
4 s/d 5





Parit jalan sering tidak ada tetapi dibuat dengan melandaikan bahu jalan ke arah pinggir jalan sehingga Daerah Milik Jalan makin sempit.

Pembuatan dan Konstruksi Jalan 
  • Membuka jaringan jalan yang menjangkau seluruh areal sesuai dengan ukuran jenis jalan.
  • Membuat parit dikiri dan kanan jalan dan rorak penampungan air arah kedalam gawangan.
  • Membentuk permukaan jalan seperti batok tengkurap dengan kemiringan 6 derajat.
  • Memadatkan permukaan jalan dengan compactor.
  • Kemiringan jalan pada tanjakan di areal bergelombang berbukit maksimum 6 derajat.
  • Membangun jembatan dan gorong-gorong untuk menghubungkan jalan yang terpisah oleh sungai atau parit.
 DESAIN KEBUN
A. Bentuk dan Ukuran Blok pada Areal Datar
  • Bentuk blok biasanya bujur sangkar atau empat persegi panjang dengan ukuran 500 x 500 atau 1000 x 300 meter.
  • Batas blok pada areal datar atau berombak harus berupa jalan yang dapat dilalui kenderaan roda 4.
  • Bentuk blog pada areal bergelombang-berbukit biasanya tidak harus dengan luas seragam.
  • Batas blok pada areal bergelombang-berbukit biasanya tidak lurus tapiu bisa berupa badan jalan yang dapat dilalui kenderaan roda empat atau jalan setapak.
B. Jaringan Jalan
  • Jaringan jalan pada areal datar-berombak umumnya lurus dan cukup mudah dibangun.
  • Dapat berfungsi sebagai batas blok.
  • Jaringan jalan pada areal bergelombang-berbukit biasanya berbelok-belok  dan sering diperlukan jalan pembantu.
  • Pada tempat-tempat tertentu lebar jalan terlalu sempit karena sulit dibuka adanya jalan yang terlalu menanjak karena sulit dilandaikan.
PERSIAPAN AREAL 

Teras Individu (Tapak Kuda)
  • Dibuat pada areal berombak dengan kemiringan lereng 8-15%.
  • Diameter tapak kuda 4,8 m.
  • Bentuk tapak kuda arah kedinding bukit dengan kemiringan 10 derajat.
  • Pada pinggir tapak kuda disebelah bukit dibuat parit melingkar untuk menampung air yang mengalir dari atas bukit saat musim hujan sehingga permukaan tapak kuda terlindungi dari aliran air yang deras.
  • Pada bagian bibir teras dipadatkan (memukul dengan balok) agar tidak mudah longsor.
  • Biasanya dibuat secara manual dan pemancangan letak teras dilakukan sebelum pembuatannya.
Fungsi Tapak Kuda
  • Meratakan aliran permukaan dan meningkatkan perembesan air kelapisan bawah tanah.
  • Pada tahap awal berguna untuk memudahkan perawatan tanaman termasuk pemupukan sedangkan tahap selanjutnya merupakan sarana kemudahan panen.
  • Tempat jatuhnya tandan yang dipanen dan brondolan.
  • Tempat titik tanam yang letaknya ditengah tapak kuda.
Teras Kontur (Teras Sambung)
  • Dibangun pada areal bertopografi bergelombang berbukit dengan kemiringan lereng lebih besar 15%.
  • Lebar teras adalh 4 m.
  • Jarak teras disesuaikan dengan jarak tanam dan diukur sama dengan proyeksi bukan menurut panjang lereng.
  • Arah teras menuju jalan sehingga mudah dilalui pekerja.
  • Kemiringan teras kontur adalah 10 derajat arah kebukit.
  • Pembuatan teras kontur dilakukan secara mekanis menggunakan buldozer.
  • Pemancangan arah teras dilakukan sebelum pembuatannya.

Fungsi Teras Kontur (Teras Sambung)
  • Mematahkan aliran permukaan untuk mengurangi proses erosi.
  • Sebagai tempat titik tanam.
  • Pada tahap awal digunakan sebagai jalan untuk melakukan perawatan tanaman dan selanjutnya sebagai tempat kegiatan dan jalan panen.
PARIT PADA LAHAN MINERAL 
  • Dibuat pada areal rendahan yang agak sempit diantara dataran punggung bukit atau hamparan areal datar yang draenasenya jelek.
  • Pada areal rendahan yang sempit parit draenase terdiri dari parit utama dan parit sekunder yang tersusun berupa sirip ikan.
  • Pada areal datar parit draenase terdiri dari parit utama, sekunder dan tersier.
  • Ukuran parit draenase tergantung pada kebutuhan, namun ukuran rata-rata sbb:


JENIS PARIT
UKURAN ATAS (M)
UKURAN BAWAH (M)
DALAM (M)


Utama
1
0,5
1,0

Sekunder
0,6
0,3
0,6

Tertier
0,4
0,2
0,4



 PARIT PADA LAHAN GAMBUT
  • Merupakan saluran batas disekeliling areal yang akan direklamasi.
  • Saluran batas mengatur permukaan air dan sebagi saluran utama pengeluaran air keluar areal.
  • Ukuran parit lebar atas 5 m, lebar bawah 2 m dan dalam 3 m.
  • Draenase batas areal dibangun 1 tahun sebelum pembukaan lahan.
  • Parit terdiri dari saluran primer, sekunder dan tertier.
  • Saluran primer berfungsi mengalirkan air ke daerah pembuangan akhir seperti sungai atau kanal melalui saluran batas.
  • Saluran primer dan sekunder berfungsi sebagai batas blok.
  • Saluran tersier berfungsi menampung air dari areal tanaman dan mengalirkannya kesaluran sekunder.
  • Jarak antara parit utama umumnya adalahg 1000 m parit sekunder 300 m dan interval saluran tersier tergantung kondisi lapangan maksimum satu saluran perdua baris tanaman.
  Ukuran Saluran Draenase Pada Areal Gambut:

Jenis Saluran
Lebar atas (m)
Lebar bawah (m)
Dalam (m)
Primer
4,0
1,5
2,0
Sekunder
2,0
0,6
1,5
Tersier
1,0
0,5
1,0
  • Tinggi muka air tanah perlu dijaga minimal 30-40 cm dari pembukaan tanah
  • Membangun DAM pada tempat tertentu agar aliran air tidak terlalu deras dan tinggi muka air dapat di kontrol.



 
PENANAMAN 
Pemancangan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSgMFjZm-6Fidm_BjkrVhpZP_jEs2xrRyyF4WB6PNhbuzo6xtjwKMyKrFmsSRdiv4pw6nyAILnloFhoGn-8hotjUqPFwBz3EZC7dT2Va9B_SNtjOj09JcMpHKRpA1YSucGp5kYW9kYTqdx/s1600/pancang.jpg


Pemancangan bertujuan untuk  mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur Pemancangan pada areal yang rata jarak antara barisan dan dalam barisan sesuai dengan jarak yang sebenarnya. Sedangkan untuk areal yang berbukit dan berkontur arah barisan mengikuti arah kontur yang ada dan jarak antara barisan adalah proyeksi jarak antar barisan.


  • Pemancangan menggunakan tali, kawat atau meteran untuk mendapatkan atau menetapkan pola dan jarak tanam. 
  • Penanaman dilakukan dengan pola segitiga sama sisi.
  • Titik tanam ditandai dengan menancapkan anak pancang dari kayu atau bambu.
  • Jarak tanam bervariasi, umumnya adalah 9 m dan 9,4 m dengan pola segitiga sama sisi.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq6f84yzqwo3VD0JOjT2vNbKEv24XDNcMNYNYdte3cV4z54vpK42-qh9tWu4sdV6M-mqy_vxFonQ4CQVYjnoba5VwMfx_ptHtCj-kDXefGrzCPUKc3b65JdeO2caQjmPvfwDKY_05neiwO/s1600/jaraktanam.jpg

MEMBUAT LUBANG TANAM
Lubang tanam berguna sebagai lubang penanaman bibit-bibit saat kita membudidayakan kelapa sawit. Lubang tanam sangat berpengaruh terhadap tumbuh dan berkembang perakaran tanaman kelapa sawit, yang pada akhirnya berperan penting terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman sawit yang kita budidayakan.
Pembuatan lubang ini harus memperhatikan waktu dan kondisi lahan yang dimiliki. Kesalahan dalam pembuatan lubang penanaman juga dapat memperbesar risiko kegagalan terhadap budidaya yang kita lakukan.

  • Lubang tanam dapat dibuat dengan cara manual atau mekanis.
  • Ukuran lubang tanam adalah panjang 60 cm, lebar 50 cm dan dalam 60 cm.
  • Tanah galian lapisan atas dipisah dengan tanah galian lapisan bawah.
  • Bekas akar tanam dari lubang tanam harus dibersihkan.
PEANANAMAN
  • Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan.
  • Umur bibit 10-12 bulan dengan bibit yang terawat dan terseleksi dengan baik. 
  • Pemutaran bibit dilakukan dipembibitan sebelum diangkut kelapangan.
  • Bibit diangkut kelapangan dengan melakukan seleksi terakhir pada saat bibit dimasukkan ke truk.
  • Pemupukan lubang dan memasukkan bibit kedalam lubang dan memasukkan tanah lapisan atas kebagian bawah dan lapisan tanah atas di bagian atas.
  • Bibit didalam lubang harus tegak dan disekelilingnya dipadatkan dengan permukaan tanah setinggi leher akar. 





Sumber : 
  1. Seri Buku Saku 21 "Pembukaan Lahan dan Penanaman Kelapa Sawit (PPKS, 2006)
  2.  http://jacq-planter.blogspot.co.id
  3.  http://klpswt.blogspot.co.id

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Membuat dan Mengatur Ancak Panen

    Ancak panen (kapveld) adalah pembagian areal panen atau ancak panen harian yang dipanen pada hari-hari tertentu yang disesuaikan berdasarkan rotasi panen. Berikut contoh kapveld panen yang lebih luas dengan blok yang lebih banyak : Contoh Kapveld Panen Ancak panen diatur sedemikian rupa supaya saling berhubungan satu dengan lainnya, sehingga ancak panen terakhir akan bersambungan dengan yang pertama. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan, mengetahui ancak yang tidak selesai dipanen dan pengangkutan hasil. Oleh karena itu ancak panen disusun memanjang sedemikian rupa mengikuti jalan transportasi. Pembagian ancak panen dilakukan sebagai berikut : Rotasi Panen Pembagian Ancak Panen 4/5 atau 4/6 4 ancak panen 5/7 5 ancak panen 6/8 6 ancak panen 7/9 7 ancak panen 8/10 8 ancak panen 9/11 9 ancak panen Ancak panen perlu diberikan penomoran agar pemanen disiplin menjaga dan merawat ancaknya masing-masing selain itu mempermudah pengawasan terhadap a

    Pembuatan dan Pemasangan Titi Panen

    Setelah Pembuatan Jalur Panen, hal lain yang juga perlu segera dipenuhi sebagai bagian dari persiapan panen adalah titi panen. Seperti pada jalan panen pemasangan titi panen juga sudah mulai dari TBM 1 (rasio 8 : 1) dan TBM 2 (rasio 4 : 1), maka titi panen juga harus tersedia menjelang permulaan panen. Selain dari beton dapat juga dibuat daripada kayu mutu baik ukuran (l x t) = 20 cm x 5 – 10 cm. Pemasangan titi panen umumnya menggunakan rasio 2 : 1 (2 pasar pikul 1 titi panen).  Pembuatan Titi Panen Beton 1) Pembuatan titi panen beton ukuran panjang ≤ 3 m sebaiknya dipusatkan pada satu tempat (misalnya traksi). Titi panen beton ukuran ≤ 3 m tersebut bentuknya rata (seperti papan dengan lebar 20 cm dan tebal 8-10 cm) 2) Untuk titi panen beton ukuran > 4 m sebaiknya dibuat di tempat – in situ(dicor di lokasi titi panen tersebut akan dipasang). 3) Titi panen ukuran > 4 m harus memakai konstruksi “T” atau “U“ terbalik Pemasangan Titi Panen Teknis pemasangan apa

    Tugas Kerani Panen (Checker)

    Kerani panen mempunyai tugas dan kewajiban terhadap panen sebagai berikut : 1. Memeriksa dan menghitung setiap TBS yang sudah diletakan di TPH, mencakup jumlah dan kualitas buah. Buah dicatat pada “buku penerimaan buah” dan tidak diperkenankan dicatat pada buku lainnya. 2. Semua TBS diperiksa dan setiap buah mentah ditulis, buah mentah harus didenda tetapi tetap dihitung sebagai pendapatan. Pemeriksaan TPH Asisten Kepala, Mandor & Kerani Panen 3. Kerani panen hanya boleh menerima TBS yang sudah disusun di TPH yang resmi (ada nomor TPH-nya). Sedangkan buah yang diletakan ditepi jalan (bukan TPH), TPH liar atau disembarang tempat tidak boleh dihitung sebagai pendapatan pemanen. Pemberian sangsi dimaksudkan untuk mendisiplinkan pemanen. 4. Setiap hari mengisi buku notes potong buah setelah kerja panen selesai. 5. Setiap hari mengecek buah restan dan melaporkannya kepada Kepala Mandor atau Kepala Afdeling. 6. Setiap hari mengisi Laporan Poto